Akhir-akhir inner child sedang marak diperbincangkan. Banyak yang pasti pernah mendengar inner child tapi tidak tau maksud sebenarnya, bukan? Kita sama nih, awalnya aku juga bingung inner child itu apa dan kenapa bisa mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari.



Apasih inner child itu?

Sebagian besar orang bisa saja masih menyimpang luka dari pengalaman masa kecil yang belum bisa sembuh hingga sekarang. Adanya luka tersebut membuat sebagian dari dirinya membutuhkan perhatian lebih dan tidak bisa berkembang sebagai orang dewasa. Nah, inner child ini bisa digambarkan sebagai bagian tersebut yang belum dewasa dan tetap menjadi anak-anak.

“Sosok” anak-anak tersebut terus melekat di dalam alam bawah sadar dan dapat berdampak buruk ketika sudah dewasa, terutama untuk kesehatan mental. Mereka juga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Sayangnya, banyak dari kita kerap mengabaikan inner child tersebut dan terus mengubur dalam-dalam rasa sakit itu.


Hal-hal yang menyebabkan inner child terluka itu apa saja?

Inner child tidak mungkin bisa terluka dengan sendirinya jika keadaan kamu baik-baik saja. Pasti ada sesuatu yang menyebabkan inner child terluka. Dibawah ini merupakan beberapa penyebab inner child terluka.      

  1. Kekerasan dalam rumah tangga.
  2. Adanya anggota keluarga yang menderita gangguan mental.
  3. Perundungan atau bullying.
  4. Perpecahan dalam keluarga.
  5. Terpisahkan dari keluarga.
  6. Pengabaian.
  7. Kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
  8. Kehilangan orang tua atau wali dan keluarga besar.
  9. Penyakit serius.

Seseorang yang pernah mengalami kejadian tersebut maka kemungkinan besar inner child sedang terluka, terutama saat harus menanggung semuanya sendirian. Jika penyebab inner child terluka tidak segera diatasi maka akan muncul perilaku buruk yang destruktif.

Sama seperti pengalaman baik yang memengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman buruk juga akan memengaruhi kita. Trauma dan kesedihan di masa kecil yang tidak segera disembuhkan akan terus melekat dan ketika ada peristiwa tertentu dapat kembali timbul sewaktu-waktu bahkan saat kita merasa telah melupakannya.



Tanda-tanda jika inner child terluka seperti apa?

  1. Merasa ada yang salah dengan diri kalian.
  2. Selalu mengkritik diri sendiri.
  3. Sering menaruh curiga kepada orang lain.
  4. Tidak percaya dengan diri sendiri.
  5. Sulit membuat batasan dengan orang lain.
  6. Terlalu kompetitif ingin menjadi yang terdepan.
  7. Sering kesulitan dalam memulai dan menyelesaikan sesuatu.
  8. Sulit dalam mengontrol emosi.
  9. Menutup diri dari dunia luar.
  10. Dalam menghadapi sesuatu yang baru sering merasa cemas.
  11. Selalu bergantung dengan orang lain.
  12. Takut ditinggalkan.
  13. Malu jika harus menunjukkan perasaan.

Jika kamu mengalami tanda-tanda seperti yang disebutkan di atas, patut diwaspadai adanya inner child yang terluka.  Hal tersebut nantinya akan mengakibatkan terbentuknya alam bawah sadar ketika telah beranjak dewasa. Untuk bisa mengatasi kecenderungan yang oleh inner child yang terluka kamu perlu menyembuhkannya.


Bagaimana cara menyembuhkannya?

  1. Memahami dan menyayangi sisi anak-anak dalam diri kamu.

Ada kalanya kita tidak bisa memahami luka yang terjadi dalam diri kita, tahap awal untuk mengatasai inner child bisa kamu lakukan adalah dengan membuka diri dan mencari akar dari luka tersebut.

Cobalah untuk berkomunikasi dan mendengarkan sekaligus memahami sisi inner child yang ada dalam diri kamu. Berikanlah pemahaman dan kasih sayang dan dengan begitu kamu bisa perlahan mengatasi luka yang selama ini terpendam.

      2. Mengunjungi psikolog.

Sangat disarankan untuk dibantu oleh psikolog, selain karena mereka sudah ahli jadi tidak perlu mengira-ngira penyebabnya dan berujung salah. Menyembuhkan secara mandiri juga lebih beresiko untuk menimbulkan luka baru.

      3. Terapi .

Menyediakan waktu untuk self-healing memang sangat perlu. Kamu bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti menggambar, melukis, membaca buku dan lainnya. Hal tersebut akan membantu kamu menyadari luka dari masa kecil.

Ada sebuah penelitian yang menyampaikan bahwa menuliskan rasa sakit yang pernah dialami dapat membantu untuk menyembuhkan inner child yang terluka. Hal ini bisa membuat kamu merasa lega dan mengurangi emosi yang ada di dalam diri kamu.



Tentu membutuh waktu yang cukup lama untuk bisa sembuh hingga terbebas dari inner child. Waktu yang dibutuhkan tiap individu berbeda-beda tergantung pada lapisan luka yang ada. Beberapa juga ada yang mengira bahwa masalahnya sudah selesai tapi ternyata belum juga selesai. Karena itu, kamu harus bersabar dalam menghadapi setiap prosesnya dan bisa menjadi diri kamu yang sesungguhnya.

Healing may not be so much about getting better, as about letting go of everything that isn’t you. All of the expectations, all of the beliefs and becoming who you are – Rachel Naomi Remen.
SHARE 14 comments

Add your comment

  1. terimakasah artikelnya, ditunggu artikelbyang lain

    ReplyDelete
  2. Jadi inget cerita temen yang juga mengalami innerchild karena dulu pernah dapet perundungan, pernah juga mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Sebenernya mereka perlu bantuan, tapi bingung harus cerita ke siapa dan belum yakin kalau harus menjalani terapi. Serba salah juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo sembuh dari diri sendiri jg ngga mungkin yaah tapi gimana dong yaa. Harusnya terapi sih ini

      Delete
  3. Aku....lebih sering pergi kemanapun aku mau karena ingin mengobati perasaanku sendiri yg terluka, masih menutup diri karena blom bisa percaya pada siapapun utk mengeluarkan uneg2 selain pada Tuhan

    ReplyDelete
  4. Inner child terkadang jadi masalah dalam kehidupan yang akan datang setelah masa kanak-kanak berlalu, berat ringan masalah ini memang membutuhkan orang ke 2 yang bisa membantu memberikan pemahaman atas masalah yang seseorang hadapi, disarankan ke orang yang berkompeten dalam hal ini, bisa psikolog secara tatap muka atau pun secara online

    ReplyDelete
  5. Sering banget baca tentang inner child ini salah satunya karena bentuk pengabaian orangtua terhadap anak. Aku jadi mikir takut menjadi pola berulang dalam pola pengasuhan. Inilah yang sedang ku coba perbaiki dalam pola pengasuhanku Kak

    ReplyDelete
  6. saya setuju pentingnya innerchild ketika mengalami depresi hebat akibat KDRT

    tiba2 terdengar lagu lagu riang di masa kanak kanak saya

    semula saya takut, tapi kemudian psikolog bilang

    bahwa itu bagus, pertanda tubuh sedang mencari keseimbangan

    ReplyDelete
  7. Aku pun merasa belum selesai dg innerchild ini. Tapi kesukitan mengiedentifikasinya sebab kadang muncuknya dalam kondisi kalo lagi capek.
    Jadi semacam melakukan tndakan yang itu kayak dejavu khususnya pada anak. Terus inget terud nyesel ..hiks

    Saat inipun sdg mencoba memahami diri sendiri sebab aku sebagai ibu merasa innerchild ini perlu diselesaikan agar tak berdampak pada pola asuhku ke anak2.

    ReplyDelete
  8. Sampai sekarang saya masih nonton Doraemon, sepertinya itu irisan masa kecil yg masih tertinggal

    ReplyDelete
  9. Wah serem juga ya kalau inner child terluka. Jadi khawatir melukai anak juga nih

    ReplyDelete
  10. Jadi inget waktu tahun lalu ada di titik terendah dan sampe minta bantuan psikiater, sempet dijelasin juga soal inner child ini sih. Semoga kita yang ada di fase 'terluka', segera bisa berdamai yah

    ReplyDelete
  11. Tadinya sempet takut dibilang aneh, tapi ternyata inner child bisa jadi penolong ya, salah satunya sebagai penyeimbang diri, supaya terhindar dari stres.

    ReplyDelete
  12. KOk ada beberapa tandanya di saya ya, mbak. Apa ini pengaruh dari kehilangan ayah sejak kecil, sedang adik-adik masih kecil, masih dalam umur hitungan bulan.

    ReplyDelete
  13. yaampun ka aku jg gini hhu ada trauma dan kesedihan dimasa kecil. dan semua tanda" itu bener semua:(

    ReplyDelete

© najwa's journal · THEME BY Sahabat Hosting