Pernah ga sih kamu lagi diem aja tapi tiba-tiba ada pikiran untuk melukai dirimu sendiri?

Ketika misalnya, kamu sedang berada di lantai paling atas sebuah mall dan melihat kebawah melalui jendela, lalu muncul perasaan serasa kamu ingin melompat? Atau saat kamu sedang mengendarai motor dan berhenti di sebuah lampu merah lalu muncul pemikiran “Kalau aku tiba-tiba ngebut dan nabrakin orang-orang didepanku, gimana ya?”

Fenomena munculnya pemikiran seperti itu disebut dengan Call of The Void, artinya “Panggilan Kehampaan” yang dalam Bahasa Prancis adalah “L’appel du Vide”. Keadaan tersebut kerap kali memunculkan pikiran-pikiran untuk menyakiti diri sendiri tanpa kita sadari. Memang terkesan gila dan tidak masuk akal, namun sebenarnya pikiran tersebut sudah sering terjadi. Tidak perlu khawatir, ini bukanlah gangguan mental atau apapun dan yang paling penting fenomena ini tentu ada penjelasan ilmiahnya.

Pada tahun 2012, seorang Assistant Clinical Professor di Department Psychology Florida State University yang bernama Jennifer Hames, pernah melakukan sebuah studi mengenai call of the void. Jennifer menyampaikan bahwa, call of the void adalah sebuah pemikiran ‘aneh’ yang ternyata merupakan bagian dari menghargai kehidupan. Aneh banget ya, menghargai kehidupan tapi malah muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Pada studi tersebut, melibatkan 431 subjek dan 50% subjek berpendapat bahwa call of the void tidak memiliki kecenderungan bunuh diri. Fenomena tersebut terjadi karena adanya hubungan aneh antara pikiran sadar dan bawah sadar.

Fyi, call of the void menandakan bahwa otak kita sebenarnya bekerja dengan baik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan lebih berhati-hati.


Beberapa rasa yang muncul saat terjadi fenomena call of the void adalah, ingin melompat dari ketinggian, memotong jari saat memegang pisau, menabrakkan diri ke pembatas jalan, dan masih banyak lagi rasa yang membahayakan diri lainnya.

Oh, bicara tentang melompat dari ketinggian, ternyata keadaan ini juga disebut dengan istilah “High Place Phenomena”. Seorang Associate Professor yang bernama April Smith juga menyatakan pendapat yang sama bahwa, HPP sebenarnya menunjukkan keinginan untuk hidup. Biasanya, pemikiran untuk menyakiti diri sendiri muncul dari alam bawah sadar seseorang dan secara tidak sadar akan memunculkan refleks yang kamu sendiri tidak menyadari kenapa kamu melakukannya.

Ketika kita memandangi kebawah dari lantai paling atas sebuah mall dan muncul keinginan untuk melompat, otak justru memberikan perintah sebaliknya supaya mundur, dan kita pun secara tidak sadar mundur. Nah, setelah tubuh kita refleks mundur, pada saat itu kita kembali sadar dan berpikir “Kenapa aku mundur? Aku kan emang gamau lompat kebawah, lagian ini ada kacanya jadi aku aman”. Smith mengungkapkan bahwa HPP merupakan bagian kecil dari pikiran impulsif. Seseorang yang memiliki pemikiran sehat akan menanggapinya sebagai sinyal bahaya, tetapi jika pemikirannya kurang sehat maka akan menganggap sebagai dorongan.

Call of the void biasanya disebabkan oleh keinginan untuk bertahan hidup, sama seperti HPP yang berfungsi sebagai alarm ketika ada suatu hal yang membahayakan dan memunculkan refleks menghindar. Selain karena adanya keinginan untuk bertahan hidup, gangguan kecemasan juga bisa menjadi penyebab terjadinya call of the void. Orang dengan tingkat anxiety yang tinggi, biasanya cenderung lebih sering mengalami fenomena ini.

Fenomena Call of the void sendiri bukanlah sesuatu yang berbahaya, karena biasanya hanya muncul sesekali dan malah membuat otak untuk memberikan respon sebaliknya dengan menghindar. Tetapi, sebaliknya jika call of the void muncul berdekatan secara terus menerus dengan didasari keinginan kuat untuk mengakhiri hidup, maka hal itu wajib untuk diwaspadai. Segeralah berkonsultasi ke psikolog dan jauhkan pikiran dari hal-hal yang bisa menimbulkan pikiran buruk tersebut

SHARE 12 comments

Add your comment

  1. Alhamdulillah sepertinya sampai saat ini saya gak ada pikiran sampai ke situ. Normal gak?

    ReplyDelete
  2. Oh, istilahnya Call of the void ya, aku pernah nih ngalamin, tapi emang nggak sampe parah sih, cuma kayak merasa kesel, menyesal, atau bahkan malu gitu, yang tiba2 bisa mencubit diri sendiri, huhu..

    ReplyDelete
  3. Aku kira call of the void itu sesuatu yang emang aneh dan ngga boleh terjadi. Jadi harus denial dengan pikiran nyentrik gitu. Eh ternyata malah wajar yah karena bagian dari menghargai diri sendiri. Baru tauuu.

    ReplyDelete
  4. aku pernah ngalamin ga ya??
    kalau kepikiran mati, pernah mb. tapi tidak dengan menyakiti diri sendiri. nah, dari kepikiran mati itu tadi jadi takut dan berusaha memperbaiki diri. itu termasuk ga mb?

    ReplyDelete
  5. Saya pernah ga ya berpikiran seperti itu. Tapi sepertinya pernah cuma bukan ingin jatuh dari ketinggian namun membayangkan bagaimana jika saya jatuh dr ketinggian tersebut

    ReplyDelete
  6. Ngga pernah sihh mba yg ada malah takut mati karena jelas abis tuu mo ngapain abis matiii mikirin itu hwaa sedihhh.

    ReplyDelete
  7. Wah ada ya ternyata fenomena seperti ini. Aku pikir hanya aku aja yang pernah merasakan hal ini

    ReplyDelete
  8. mungkin, orang yang depresi dan udah di dead end banget pasti niatan suicide ada ya, baisanya diawali dengan nyakitin diri sendiri dulu. kalo udah gini emang harus menghubungi psikolog

    ReplyDelete
  9. Aku baru tahu istilahnya call of the void ini. Ternyata banyak juga ya istilah-istilah untuk kesehatan mental ini, masih belajar juga

    ReplyDelete
  10. wah nama istilahnya itu call of the void ya
    bahaya juga ya klo gini, harus cari bantuan

    ReplyDelete
  11. wah baru tau istilahnya, kayanya belum sampai sih pernah kepikiran begitu, tapi kalau kepikiran buat melukai orang lain pernah :(

    ReplyDelete
  12. Baru ngertiii kalau Call of Void itu juuga semacam self-defense ya kak. Kadang memang hal-hal buruk yang dipikirkan kalau kita lihat dari sudut yang berbeda bisa memberikan sesuatu yang positif yah. Yang penting panggilan kehampaannya kudu dikontrol sih

    ReplyDelete

© najwa's journal · THEME BY Sahabat Hosting